Gunung Lewotobi: Pemerintah Merelokasi 250 Keluarga ke Perumahan Sementara

Gunung Lewotobi

Lewoleba, 21 Februari 2025 – Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memutuskan untuk merelokasi sebanyak 250 keluarga yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi, Nusa Tenggara Timur (NTT), ke perumahan sementara. Keputusan ini diambil setelah terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik di kawasan tersebut yang mengancam keselamatan warga.

Keputusan Relokasi sebagai Langkah Darurat

Gunung Lewotobi yang terletak di Kabupaten Lembata, NTT, mulai menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik yang lebih signifikan sejak pekan lalu. Menyusul situasi ini, pemerintah daerah bersama dengan BNPB segera mengeluarkan keputusan untuk merelokasi ratusan keluarga yang tinggal di daerah rawan bencana.

Relokasi ini bertujuan untuk menghindari potensi bencana yang dapat mengancam keselamatan warga. Mengingat status Gunung Lewotobi yang kini berada pada level waspada. “Kami berusaha untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang mungkin timbul akibat letusan atau aliran lava dari Gunung Lewotobi,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala BNPB dalam konferensi pers yang diadakan pada Rabu (20/02).

Menurut data yang diperoleh dari Posko Penanggulangan Bencana setempat, sedikitnya 250 keluarga yang tinggal di lima desa sekitar lereng gunung tersebut. Kini telah dipindahkan ke perumahan sementara yang dibangun oleh pemerintah. “Kami telah menyiapkan tempat pengungsian yang layak dengan fasilitas dasar seperti air bersih, tempat tidur, dan makanan,” tambah Sutopo.

Dampak Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi diketahui memiliki aktivitas vulkanik yang cukup aktif, meskipun belum pernah tercatat adanya letusan besar dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sejak awal tahun 2025, aktivitas seismik di gunung tersebut mengalami peningkatan yang signifikan. Guncangan kecil dan awan panas yang terpantau oleh tim pengamat Gunung Lewotobi semakin menunjukkan indikasi bahwa gunung tersebut berpotensi untuk meletus dalam waktu dekat.

Pemerintah melalui BNPB dan BPBD NTT mengimbau masyarakat di sekitar kawasan rawan untuk tetap waspada. “Kami telah menyiapkan segala langkah mitigasi bencana, namun masyarakat juga diharapkan selalu siap menghadapi situasi darurat,” ujar Kepala BPBD NTT, Hermanto.

Sejumlah desa yang terletak di sekitar Gunung Lewotobi juga telah dihimbau untuk melakukan evakuasi mandiri jika terjadi lonjakan aktivitas vulkanik. Di samping itu, beberapa titik yang dianggap paling rawan terkena dampak bencana seperti aliran lava dan abu vulkanik telah disterilkan.

Proses Relokasi dan Fasilitas Perumahan Sementara

Proses relokasi dilakukan secara bertahap sejak beberapa hari yang lalu. Warga yang terdampak mulai dipindahkan ke perumahan sementara yang terletak di lokasi yang lebih aman, tidak jauh dari pusat kota Lewoleba. Perumahan sementara ini terdiri dari rumah-rumah modular yang dilengkapi dengan fasilitas dasar, seperti sanitasi, listrik, dan dapur umum.

Relokasi dilakukan dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan dan tim medis untuk memastikan kelancaran proses pemindahan. Beberapa warga yang awalnya menolak untuk dipindahkan. Akhirnya setuju setelah diberikan penjelasan mengenai potensi bahaya yang bisa terjadi jika mereka tetap tinggal di daerah rawan bencana.

“Saya merasa lega setelah dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Semoga tidak ada kejadian buruk terjadi,” ujar Hanafi, salah satu warga yang baru saja dipindahkan bersama keluarganya. Warga lainnya juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan perhatian kepada mereka, meski proses relokasi berjalan cukup cepat.

Peran Pemerintah dan Rencana Selanjutnya

Pemerintah setempat juga telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi untuk menyediakan bantuan bagi para korban yang terdampak. “Kami menyediakan kebutuhan pangan, pakaian, serta obat-obatan bagi para pengungsi. Tim medis juga siap siaga untuk memberikan layanan kesehatan bagi warga yang membutuhkan,” ujar Sutopo.

Selain itu, pemerintah berjanji akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi dan melakukan evaluasi terhadap status bencana yang ada. “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait dan memberikan informasi terkini mengenai perkembangan situasi di lapangan,” tambah Sutopo.

Sementara itu, relokasi ini bersifat sementara, dan pemerintah telah merencanakan untuk membangun rumah yang lebih permanen bagi para pengungsi jika kondisi gunung kembali stabil. Pemerintah juga akan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap mitigasi bencana di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *